"ALLAH dulu, ALLAH lagi, ALLAH terus"

Selasa, 31 Mei 2011

Kitab Matan Taqrib Tafsir Jalalain dan Waroqot di Handphone Ber-Java (J2ME)

Setelah melototi monitor tua selama berjam-jam, akhirnya semua teks arab kitab tafsir jalalain, sebagian shahih Bukhori (1000-an hadits), bululghul MArom, dan 110 Fikroh Usroh dari maktabah syamilah masuk ke fbook creator dan menghasilkan file jar dan jad yang bisa dijalankan di HP dan telepon seluler yang mendukung Java, j2me.

Tafsir Jalalain Jar

100 Fikroh Usroh

Shahih Bukhori

Bulughul Marom


1...2...3...












Hampir 4 jam alif menghadap monitor tua yang kadang membuat mata pedas dan kepala pening, guna membuat aplikasi kitab kuning yang bisa dibaca di HP, alias aplikasi j2me. Salah satu Kitab yang alif pilih adalah Matan Ghoyatut Taqrib, referensi utama dasar yang komplit tentang hukum islam madzhab Syafi'i. Alif menggunakan Magic fBook Creator 1.8. Semoga para kyai dan santri yang sudah bercengkerama dengan posel "wah" ber java, mau mendownload dan menyebarkan kitab kuning ini. Mendukung searching dan theme yang bagus. Sangat kompetibel dengan berbagai tipe HP meski tidak arabic sekalipun, asal ber-j2me itu.

Aplikasi Java Mobile islami penting lain ada dalam cd bonus buku baru alifjuman@yahoo.com terbitan Wafa Press Klaten yang berjudul "Maktabah Seluler : Kumpulan Software J2ME Handphone islami...." terbit September 2009.

Download Kitab Matan Ghoyatut Taqrib Fiqih Syafi'iy for j2me MIDP handphone

Download Kitab Waroqot fil ushul fiqh for j2me

Semoga Bermanfaat

Minggu, 29 Mei 2011

Bahtsu Al Masail: Pemecah Masalah atau Pencari Masalah?

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan tertua dalam sejarah pendidikan di Indonesia selain itu Pondok pesantren juga yang menjadi ciri khas agama Islam di Indonesia, founding father dari pesantren adalah Sunan Ampel dengan pesantren Ampel Dento-nya di surabaya, selain itu Pesantren juga menjadi barometer penentu dapat dikatakan kuat dan tidaknya Islam pada suatu daerah.

Pondok Pesantren, sebagai suatu padepokan untuk memperdalam ilmu agama, sejauh ini dipahami sebagai tempat yang sejuk, tenang, dan damai. Di dalamnya para santri mencurahkan tenaga dan pikiran untuk belajar dan membentuk karakter, sementara pengasuh pesantren ( kiai ) menyerahkan diri dan jiwa mereka dengan tulus untuk memberikan pengajaran dan teladan hidup. Kiai adalah sosok pemimpin yang tunggal
dalam Pesantren, Beliau-Beliau selalu menjadi panutan dan tauladan kehidupan bagi para santri.

Kamis, 26 Mei 2011

Filosofi Mendalam Tembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga

Lir-Ilir

by Sunan Kalijaga


Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Bocah angon, bocah angon
Penekna belimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna
Kanggo mbasuh dodod iro
Dodod iro, dodod iro
Kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana, jlumatana
Kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak ’a, surak “hiyoo”

Selasa, 24 Mei 2011

Untuk Para Santri

BismiLlaahi.

ketika dunia masih terlelap dibuai selimut mimpi
kalian bangun mendekat dan merapat kepada Penguasa Jagad Raya
ketika dunia tenggelam dalam lagu dan tari
kalian reguk kekhusyuan hati dalam dzikir dan doa
ketika dunia terlalu disibukkan dengan permasalahan duniawi
kalian pusatkan perhatian pada ilmu dan seruan cahaya kebenaran

mungkin kalian dilanda bimbang
"apakah kami golongan tertinggal?"
melihat gemerlap kehidupan di luar sana
"apakah kami golongan terbuang?"
menyaksikan bebasnya pergaulan
"apakah kami golongan terpenjara?"

Minggu, 22 Mei 2011

Bidadari-Bidadari Surga


Penulis:Tere Liye

Penerbit: Republika

Setelah pembaca disuguhi kisah dari buku Tere Liye yang menggugah jiwa; Hafalan Surat Delisa dan Moga Bunda disayang Allah, kini Tere Liye mengajak pembaca untuk menyelami indahnya Islam dari berbagai sisi yang berbeda, dari kedalaman hati, dari ketulusan kasih sayang dan pengorbanan yang tak kenal lelah.

Dalam membaca buku Bidadari-Bidadari Surga, pembaca diajak untuk mengikuti alur maju mundur yang menarik. Bahkan, halaman awal buku ini adalah kejadian-kejadian di akhir cerita. Gaya bahasa Tere Liye yang sangat indah dan dengan kedalaman ilmunya membuat pembaca menyelami keindahan hati seorang Laisa, gadis yang secara fisik jauh dari sempurna, namun memiliki hati seindah mutiara yang tersimpan baik. Kejadian-kejadian mengharukan mewarnai penggalan-penggalan episode masa lalu Laisa dan keempat adiknya.

Sabtu, 21 Mei 2011

Hukum KHITBAH ( Meminang, Melamar, Pertunangan )


Khitbah (meminang, melamar, bertunangan) menurut bahasa, adat, dan syara, bukanlah perkawinan. Ia hanya merupakan mukadimah (pendahuluan) bagi perkawinan dan pengantar ke sana.

Seluruh kitab kamus membedakan antara kata-kata “khitbah” (melamar) dan “zawaj” (kawin); adat kebiasaan juga membedakan antara lelaki yang sudah meminang (bertunangan) dengan yang sudah kawin; dan syari’at membedakan secara jelas antara kedua istilah tersebut. Karena itu, khitbah tidak lebih dari sekadar mengumumkan keinginan untuk kawin dengan wanita tertentu, sedangkan zawaj (perkawinan) merupakan aqad yang mengikat dan perjanjian yang kuat yang mempunyai batas-batas, syarat-syarat, hak-hak, dan akibat-akibat tertentu.

Jumat, 20 Mei 2011

Apa Yang harus Istri Dapatkan Dari Suami..??


Banyak fakta tak terbantahkan bahwa hak-hak istri sering kali diabaikan oleh para suami. Padahal jika kita runut, percikan konflik dalam rumah tangga berakar dari diabaikannya hak-hak istri/suami oleh pasangan mereka. Lalu apa saja hak-hak istri yang mesti ditunaikan suami?

Dalam kitab mulia yang tidak dapat disusupi kebatilan sedikit pun, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِ

“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)

Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi rahimahullahu menyatakan dalam tafsir ayat di atas bahwa para istri memiliki hak terhadap suaminya sebagaimana suami memiliki hak yang harus dipenuhi oleh istrinya. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi,)
Adh-Dhahhak rahimahullahu berkata menafsirkan ayat di atas, “Apabila para istri menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menaati suami-suami mereka, maka wajib bagi suami untuk membaguskan pergaulannya dengan istrinya, menahan dari memberikan gangguan/menyakiti istrinya, dan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya.” (Jami’ul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/Tafsir Ath-Thabari,)

Al-‘Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya, “Para istri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suami-suami mereka seimbang dengan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami mereka, baik itu yang wajib maupun yang mustahab. Dan masalah pemenuhan hak suami istri ini kembalinya kepada yang ma’ruf (yang dikenali), yaitu kebiasaan yang berlangsung di negeri masing-masing (tempat suami istri tinggal) dan sesuai dengan zaman.”

Rabu, 18 Mei 2011

Memakai Cincin Pertunangan


Pada asalnya, mengenakan cincin bukanlah sesuatu yang terlarang kecuali jika disertai i’tiqad (keyakinan) tertentu sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. Seseorang menulis namanya pada cincin yang dia berikan kepada tunangan wanitanya, dan si wanita juga menulis namanya pada cincin yang dia berikan kepada si lelaki yang melamarnya, dengan anggapan bahwa hal ini akan menimbulkan ikatan yang kokoh antara keduanya. Pada kondisi seperti ini, cincin tadi menjadi haram, karena merupakan perbuatan bergantung dengan sesuatu yang tidak ada landasannya secara syariat maupun inderawi (tidak ada hubungan sebab akibat).

Demikian pula, lelaki pelamar tidak boleh memakaikannya di tangan wanita tunangannya karena wanita tersebut baru sebatas tunangan dan belum menjadi istrinya setelah lamaran tersebut. Maka wanita itu tetaplah wanita ajnabiyyah (bukan mahram) baginya, karena tidaklah resmi menjadi istri kecuali dengan akad nikah.

Senin, 16 Mei 2011

Melafalkan Niat Shalat Menurut 4 Madzab


Sebenarnya tentang melafalkan atau mengucapkan niat, misalnya membaca “Ushalli fardla dzuhri arba’a raka’atin mustaqbilal kiblati ada’an lillahi ta’ala” (Saya berniat melakukan shalat fardlu dzuhur empat rakaat dengan menghadap kiblat dan tepat pada waktunya semata-mata karena Allah SWT) pada menjelang takbiratul ihram dalam shalat dzuhur adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan di kalangan warga NU (nahdliyin). Tetapi sepertinya menjadi asing dan sesuatu yang disoal oleh sebagian kalangan yang tidak sepemahaman dengan warga nahdliyin.

Jumat, 13 Mei 2011

Perempuan Menari Dalam Kitab Kuning


Di tengah hingar-bingar perdebatan soal RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, saya ditanya seorang teman tentang hukum “perempuan menari dengan tubuhnya yang meliuk-likut”. Pertanyaan ini menarik dan memang relevan untuk konteks perbincangan RUU APP tersebut. Saya segera ingat mengenai hal ini pada buku himpunan Bahtsul Masail NU“ (Kajian hukum Islam NU). Di dalamnya ada pertanyaan yang persis sama dengan yang ditanyakan teman tersebut. “Bagaimana hukum tari-tarian lenggak-lenggok dan gerak lemah gemulai?”, begitu pertanyaan yang diajukan dalam Muktamar I di Surabaya 21 Oktober 1926.

Kamis, 12 Mei 2011

Do’a, Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati

Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:

وَاَنْ لَيْسَ لِلْلاِءنْسنِ اِلاَّ مَاسَعَى

Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)

Selasa, 10 Mei 2011

Tolong Panggil Nama Saya


Wartawan senior Republika, Siwi Tri Puji Budiwiyati, menyempatkan untuk menulis pengalamannya selama dia menunaikan ibadah haji tahun 2009 (1430H) yang lalu. Dia tak hanya bercerita soal pengalaman pribadinya ketika menjalani prosesi haji, tapi juga kisah-kisah menyentuh tentang orang-orang yang tak lelah berjuang menggapai ridha-Nya di Tanah Suci.

Ketika jamaah menyaksikan Kabah tepat berada di depan mata mereka, kata-kata tak lagi cukup untuk menggambarkan “perjumpaan” Allah dan umatnya itu. Kisah perjuangan Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as, dan Siti Hajar segera terbayang. Ibadah Haji adalah ritual untuk menapak tilas dan memperingati kebesaran mereka. Berhaji adalah perjalanan pulang ke rumah Sang Pemilik Sifat-Sifat Maha tak Terbilang.

Tengok saja tulisan yang diberi judul Tolong Panggil Saya, Kabahnya di Sebelah Mana?, Mandi Hujan di Masjidil Haram, Bandara Jeddah? Capek Deh, Naik Omprengan dari Masjidil Haram, Hang Out di “Negeri Kaum Pria”, Berinternet dari Kandang Unta dan Merpati Makkah. Tulisan-tulisan itu menggambarkan betapa ibadah haji memang penuh warna, baik fisik maupun rohani. Dan kita selalu ingin kembali mengunjungi “Rumah” Allah.

Sebuah buku yang segar dan menggugah.

Senin, 09 Mei 2011

Pantaskah mengaku "santri NU" tapi "menggugat tahlil" ?


Judul artikel ini benar-benar terjadi dan saya pernah bersinggungan dengan penulis buku yang berjudul "Santri NU menggugat tahlil". Sangat ironis dan tidak masuk akal ketika saya tabayyun terhadap si penulis buku itu dengan mudah menjawab bahwa yang membuat judul buku tersebut adalah penerbit. Dengan enteng dan mudahnya pula ia melempar tanggungjawab atas diterbitkannya buku yang provokatif, mengadu-domba dan bisa jadi sangat murahan hanya demi alasan pasar ia rela menjual dirinya untuk kelompok lain. Menurut penulis, yang dibahas dalam buku tersebut bukan soal tahlil tapi soal jamuan tahlil yang menurut dia bid'ah atau dilarang. Lebih ironisnya lagi, ia mengaku menjadi pengurus NU MWC bahkan PCNU di wilayah Jawa Barat.

Minggu, 08 Mei 2011

Kisah Sufi IBRAHIM BIN ADHAM Dengan Pemuda Pendosa

Suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seseorang yang sudah sekian lama hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu, dan tak pernah bosan berzina. Orang ini mengadu kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai tuan guru, aku seorang pendosa yang rasanya tak mungkin bisa keluar dari kubangan maksiat. Tapi, tolong ajari aku seandainya ada cara untuk menghentikan semua perbuatan tercela ini?" Ibrahim bin Adham menjawab, "Kalau kamu bisa selalu berpegang pada lima hal ini, niscaya kamu akan terjauhkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Jumat, 06 Mei 2011

K.H Bisri Mustofa Menjawab


Pengantar

Tanya jawab yang ada dalam artikel ini dicuplik dari buku “Apa, Bagaimana dan Siapa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah”, buku ini pada awalnya tertulis dalam huruf arab pego, kemudian diterjemahkan dan ditulis kembali oleh PC NU Pekalongan. Buku ini sendiri merupakan materi upgrading tentang ahlussunnah wal jamaah yang disampaikan KH. Bisri Mustofa di Pondok Pesantren Rembang pada tanggal 3-14 Romadlon 1386/15-26 Desember 1966. Tanya jawab ini merupakan arsip pertanyaan dan jawaban yang disampaikan dalam acara tersebut. Materi Tanya jawab ini sendiri sangat penting dikaji kembali oleh generasi muda Islam karena pada era masa kini banyak sekali pengaburan makna ahlussunnah.

KH. Bisri Mustofa adalah menantu dari KH. Cholil Harun Kasingan Rembang. KH. Cholil Harun sendiri adalah termasuk salah satu guru dari KH. Mahrus Ali Lirboyo dan KH. Aqiel Cirebon (orang tua dari KH. Said Aqiel Siroj, PBNU). KH. Bisri Mustofa sendiri adalah paman dan orang tua angkat dari Ibu Nyai Chasinah binti KH. Chamzawi Umar isteri dari pengasuh Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang, KHA. Masduqi Machfudz. Semoga risalah ini bermanfaat.

Kamis, 05 Mei 2011

Selingan Idul Adha

Alkisah ada 2 Kiai di Jombang (nggak usah disebut nama gakpapa ya). Yang
satu ahli fiqih, satunya ahli tasawuf. Suatu hari ada orang desa yg kaya datang sowan ke Pak Kiai ahli fiqih. Orang ini punya anggota keluarga 7 orang plus 1 bayi baru lahir.

Untuk menyambut idul adha, dia mau berkorban. Agar bisa bareng2 sekeluarga naik si sapi saat di shiratal mustaqim kelak, dia minta persetujuan Pak Kiai agar diijinkan kurban 1 sapi.

Rabu, 04 Mei 2011

Osama Tewas, FPI Gelar Doa Bersama


“Itu masih teka-teki. Kalau memang dia sudah tertembak, buktikan jasadnya mana."

VIVAnews
– Pasca pengumuman meninggalnya Osama bin Laden, Front Pembela Islam (FPI) akan berkumpul untuk memanjatkan doa bersama bagi Osama. Bagi anggota organisasi massa ini, Osama merupakan seorang tokoh mujahidin.

“Kami berterima kasih atas jasa Osama memperjuangkan umat Islam,” kata Sekretaris Jenderal FPI, Ahmad Shobri Lubis, kepada VIVAnews.com.

Penghormatan terhadap Osama dinilai penting dilakukan, karena Ahmad Shobri menilai Osama merupakan tokoh besar yang konsisten dan sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk memperjuangkan keyakinan terhadap agamanya. “Dia meninggalkan kehidupannya lebih dari 20 tahun untuk melawan kedzoliman,” kata Ahmad Shobri.

Selasa, 03 Mei 2011

MUI Kutuk AS yang Tenggelamkan Jenazah Osama ke Laut


Jakarta - Amerika Serikat akhirnya berhasil menewaskan musuh besarnya yang sudah dicari selama 10 tahun terakhir. Osama bin Laden dinyatakan tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan elit khusus AS, SEAL Team 6, di kota Abbottabad, Pakistan, Senin (2/5/2011) dini hari waktu setempat.

Jenazah Osama oleh AS ditenggelamkan ke laut yang hingga kini dirahasiakan tempatnya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk tindakan AS tersebut karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.

"Kita mengutuk hal itu, karena katakanlah jenazah itu adalah jenazah penjahat sekalipun, ketika sudah meninggal tetap harus diberikan hak-haknya sebagai seorang Muslim. Dalam Islam orang meninggal harus dikuburkan ke tanah," ujar Ketua MUI Amidhan saat dihubungi detikcom, Selasa (3/5/2011).

Senin, 02 Mei 2011

Banser VS TEntara AS


Saat berada di sebuah kapal pesiar, presiden Indonesia (Gus Dur, pastinya), presiden AS dan perdana menteri Jepang saling memamerkan keberanian tentara masing-masing.

Presiden AS bilang tentaranya bisa mengelilingi kapal 10 kali tanpa berhenti, dan langsung dibuktikan, ternyata benar. Perdana Menteri Jepang malah bilang tentaranya bisa menglilingi kapal selama 25 kali.

Ia panggil salah seorang prajurit untuk terjun ke laut berenang mengelilingi kapal 25 kali dan... luar biasa, ternyata ia bisa.

Minggu, 01 Mei 2011

Gus Dur Dan Anjing2nya

Waktu belajar di Irak, Gus Dur bersepuluh temannya yang berasal dari Indonesia menyewa sebuah rumah besar. Untuk menghemat waktu, mereka juga bergiliran memasak dan ketika tiba giliran Gus Dur untuk memasak, menu yang disajikan selalu istimewa berupa berupa jerohan yang terdiri dari ati ampela, paru dan lainnya yang memang biasa dimakan di Indonesia, tapi ternyata tidak biasa dimakan oleh orang Irak.

Teman-temannya menikmati saja apa yang disajikan Gus Dur, dan tidak menanyakan bagaimana strategi mendapatkan makanan enak dan murah itu.